Senin, 16 April 2012

SELAMAT PAGI


Kemarin pagi, kutemukan seorang muridku bergelayut di kaki ayah. Dia dekap erat tak mau lepas, sementara anak-anak yang lain berlarian dan ada pula yang bergelantungan di atas mainan.
“Ayo ibu temani bermain ?” sapaku. Dia menangis sambil memeluk erat ayah.
Kuberikan senyum pada ayah sebagai isyarat agar melonggarkan dekapan anak. Kupeluk muridku dari belakang, dan sebuah anggukan agar ayah melepaskan putranya. Dalam dekapanku, muridku tersedu.
“Ada masalah dengan temanmu?” Dia menggeleng. “Atau dengan bu gurumu?” Dia menggeleng lagi.
“Oke, mungkin kamu sedih?” Dia diam. “Kalau begitu, kita jalan-jalan sebentar barangkali sedihmu berkurang!”
Dalam dua, tiga langkah tangisnya tak terdengar lagi. Aku berhenti dan meminta ijin untuk menghapus bekas air matanya. Kutatap matanya dan kuhadiahkan senyuman untuknya.
“Terima kasih kamu sudah tenang, silahkan bergabung dengan temanmu.”
Dia berlari meninggalkan aku. “Hmm… pagi yang indah.”


Tidak ada komentar:

Posting Komentar